Oleh: Hans Leonardo (14), & Stanley C. (31)
Pikiran
tengah malam
Terkadang
kau harus menuliskan apa yang ada di pikiranmu betapapun tak masuk akalnya itu.
Berani bicara adalah sesuatu yang bisa memaklumi dirimu dan diriku. Apa yang
coba katakan dalam sebuah manifestasi puisi dan melodi? Erotis dan eksotis.
Berulangkali bermacam isi hati beradu campur dalam kepala ini. Seorang lelaki
pulang ke peraduannya pada pagi buta dan segera pergi lagi. Isi rumah tak
sempat ia peduli. Sedih melihat Marzuki menjadi-jadi serigala malam mencari
uang dan kesenanagan hidup mati. Mau perobahan mau penyesuaian sudah tak
berfungsi lagi. Mencari-cari arti dalam cinta tak bersemi. Mati. Selesai sudah
kehidupan ini. Kucoba menuliskan satu kata demi kata yang muncul di kepala.
Bumi, Semi. Satu. Mati, Sendiri, Lagi, Sepi. Sunyi. Tak ada arti lagi dalam
secarik kertas ini. Hanya seberkas kegilaan yang makin hari makin menjadi.
Hanya bukti keputus-asaan sorang musafir sekarat, berharap matinya membawa
kiamat, agar di alam nanti ia tak mati sendiri. Agar ia tak dihakimi sendirian,
agar ia tidak dikawini tumpah-tumpah oleh nabi tidak asli. Entah kenapa mati
adalah keseringan dalam pikiran ini. Aku masih ingin hidup ribuan tahun lagi,
seperti kata puisi itu. Aku binatang jalang. Entah jalang atau lajang, aku tak
tahu. Aku, kamu, kita semua jalang. Jalang di mata bumi, elang di mata sendiri.
Kanibal, Hannibal, Guzabalabalabal. Tralalalalalililili loloeolelolelo urat
saraf putus satu-satu. Bangun tengah hari tidur subuh tak asing lagi. Makin
larut makin kalut pikiran ini. Mungkin jika aku beranjak ke dunia mimpi, meski
tanpa obat eLeSDi, aku bisa waras kembali, jika tidak memimpikanmu lagi. Ilusi,
ilusi, delusi, susisimilikitiwelehweleh. Segar sari tumpeh-tumpeh. BUDAK
GEJUL!!! TIDUR KAU!
Sumber:
-9gag
-MemeComicIndonesia
-1Cak.com
0 komentar:
Posting Komentar