Rabu, 06 Mei 2015

Cerita Pendek

Hati Yang Sabar
By : Olivia (27)


Hari demi hari berganti  tetapi  hidup terus seperti ini tak tau lagi harus bagaimana  menghadapi hidup seperti ini.  Sudah muak dengan semua yang terjadi.  Kapankah semua ini berakhir? Akankah seperti ini terus hidup? Rasanya hampa.. sepi... kosong.. Pernah terpikir di benakku Kenapa aku harus terlahir di keluarga seperti ini ?? Dulu aku merasa bahagia semua terasa lengkap dan sempurna.. tetapi sejak kejadian seperti ini  menimpa ku dan keluarga ku  semua berubah drastis. 

Sejak aku melihat sendiri kakaku gantung diri. Waktu itu kakaku hanya berdua saja dengan adikku. Adikku yang masih kecil tak bisa melakukan apa-apa hanya berteriak keluar rumah ke tetangga sekitar untuk meminta tolong.  Coba saja  kalau aku pulang lebih awal pulang ke rumah , aku bisa menghentikan dia sebelum  melakukan hal bodoh itu dan takkan pernah terjadi kejadian seperti ini. 

 Ahhh... rasanya semua sudah terlambat ...semua sudah terlanjur terjadi.. tubuhku seketika lemas  tanganku rasanya mati rasa tak percaya apa yang kulihat adalah kakaku sendiri yang menggantungkan dirinya sendiri ke tali itu.  Seperti mimpi ini semua rasanya. Baru tadi malam aku bercanda bersama dengannya dan ia memberiku sekotak perlengkapan alat make up. Tetapi sekarang ia malah meninggalkanku . Hatiku pikiranku kacau tak menentu memikirkan kenapa ia melakukan hal seperti ini.  Mamaku mencoba menenangkan diri walaupun aku tau hatinya sakit melihat ini, papaku hanya bisa terdiam tak mengeluarkan satu patah kata pun.. Tak kuat ku melihat kakaku terbaring di kasur setelah diturunkan dan digotong oleh papa dan tetanggaku , dan aku melihat di lehernya berbekas merah sekali karena tali... mukanyapun pucat. 

 Kenapa kau melakukan ini ? kenapa ? kenapa kau meninggalkanku? Tak tahan air mataku menetes satu demi satu... mama mencoba menenangkan diriku tapi tetap saja air mataku tak bisa berhenti. Rasa kecewa.. hancur .. semuanya menjadi satu. Aku hanya bisa berdoa ... kenapa Ya Tuhan ... kenapa semua ini terjadi dalam keluargaku ? kenapa ? apa yang membuatnya melakukan ini ? sadarkan dia Ya Tuhan.. aku belum siap kehilangan ia dalam hidupku. Tak terasapun sudah 3 hari kakakku terbaring di kasur tak sadarkan diri .. tetapi tiba-tiba saja matanya terbuka , Oh Ya Tuhan apakah kau menjawab doaku ? jika Iya Terimakasih ya Tuhan. Hatikku benar-benar lega . 

Kakakku sudah sadarkan diri  tapi mengapa  dia tidak bisa berbicara dan menggerakan tubuhnya seperti orang normal, tingkah lakunya berubah drastis dari yang ku kenal dan ku lihat setiap hari . Untuk pertama kalinya ku melihat dia bertingkah seperti anak kecil yang baru lahir yang tak bisa mengucapkan namaku atau memanggil mama papa. Kau mengapa seperti ini ? kenapa kau bertingkah laku seperti ini kak ? aku hanya bisa terdiam melihatnya seperti ini . Mamaku  terlihat bingung tak mengerti harus bagaimana lagi , aku tau dirinya masih sangat sedih tapi mamaku tetap menguatkan dirinya , dia tak ingin membuat aku makin sedih. 

Kakaku langsung di bawa ke rumah sakit untuk dilakukan terapi agar mentalnya kembali cepat sembuh , setiap minggu dilakukan secara rutin. Sehabis melakukan terapi kami sekeluarga pergi ke tampat doa di sana ada pendeta yang mendoakan kakakku agar cepat sembuh dan bisa hidup normal seperti biasa lagi.  Waktu terus berjalan tak terasa sudah setahun lamanya tetapi tetap saja kakaku seperti ini tak ada perubahan sama sekali, mamaku sibuk mengurusi kakaku dan adikku, dan aku malah diterlantarkan. Papaku yang sibuk dengan kerjaanya. Entah mengapa sekarang keluargaku sibuk dengan masing-masing kesibukannya. emosi ku memuncak karna aku bosan hidup seperti ini terus tak ada perubahan sama sekali rasanya Tuhan tidak menjawab doa-doaku. 

Aku muak dengan semua ini mama yang Cuma sibuk mengurusi kakaku, aku tau aku harus sabar tetapi tidak cukupkah aku sudah sabar setahun lamanya tetapi tetap saja tidak ada perubahan sama sekali. Kakakku tetap saja masih belum bisa berjalan sendiri atau melakukan hal apapun sendiri. Kalau mau pergi kemana- mana saja harus menggunakan kursi roda karena kakaku belum bisa berjalan dengan benar . Aku tak tau dia terkena sakit apa yang aku tau sekarang dia berubah menjadi anak kecil yang baru lahir tingkah lakunya.. semuanya harus dilakukan dari nol dan dari awal mengajarinnya. Walaupun setiap doa bersama , sang pendeta mengatakan kakaku akan sembuh tapi menurutku rasanya tak mungkin, rasanya sia-sia selama ini melakukan terapi dan doa untuknya.. tak ada perubahan dalam dirinya tetap seperti itu saja. Sudah lelah aku melihat ini semua , dulu yang di rumah penuh canda tawa sekarang sepi . akupun sudah tidak pergi jalan-jalan lagi bareng sekeluarga . sekarang aku hanya jalan-jalan sendirian saja kalau tidak aku jalan bersama temanku. 

Rasanya malu sekali kalau teman-temanku ingin ke rumah atau menanyakan kakakku. Aku malu apa yang harus aku katakan jika mereka melihat kakakku seperti itu tingkah lakunya aneh. Rasanya aku ingin berteriak sekeras-kerasnya mengeluarkan semua yang ada di benakku ini. Pernah terucap dari mulutku kenapa kakakku tidak mati saja untuk apa dia hidup seperti ini ? hanya membuat dirinya tersiksa saja masih hidup tetapi tingkah lakunya seperti anak kecil dan tidak bisa melakukan apa apa , bahkan kalau mau makan saja harus disuapin dan kegiatan lain-lain yang tidak bisa dia lakukan sendiri. Rasanya tak berguna dia hidup seperti ini mending mati saja. Mama langsung memarahiku panjang lebar , mamaku berkata “ kakakmu pasti sembuh walaupun membutuhkan waktu yang lama, semuanya membutuhkan proses tidak bisa langsung sembuh , seharusnya kamu belajar bersyukur walaupun kakakmu seperti ini”. 

Tetapi tetap saja aku sering kali merasa kesal dan iri pada kakakku , selalu dia selalu kakakku tiap hari yang diperhatikan , selalu dia yang disibukkan dan Rasa malu pada diriku ini tetap belum hilang . kalau ada yang menanyakan tentang kakaku , aku terus menutup-nutupinya. Rasanya aku tak ingin dunia luar mengetahui keberadaan kakakku ini. Gara-gara kondisi kakakku juga yang seperti ini duit jajanku dikurangi, kondisi keuangan keluargapun jadi terbatas karena habis semua untuk membiayai terapi kakakku juga untuk keperluan lain kakakku. Karena kesal sering kali aku memarahi kakakku dan berkata “ kapan sembuhnya sih nyusahin aja!! “  selalu saja kalau lagi kesal seringkali keluar kata-kata seperti itu. 

Setiap hari hanya melihatnya bertingkah laku seperti ini tidak ada perubahan , mungkin ada perubahan tetapi hanya dikit-dikit saja seperti mulai bisa ngomong “ma” tetapi tetap saja belum bisa normal seperti biasa. hahhhh... Aku sudah lelah Ya Tuhan..  kapan ini semua berakhir ? aku ingin kakakku kembali seperti biasa lagi agar keluargaku kembali normal... tapi apakah mungkin ? atau  apakah akan terus seperti ini ? tetapi aku hanya bisa berdoa dan memohon kepada Tuhan.

0 komentar:

Posting Komentar